Hidup di perantauan menuntut kemampuan menyesuaikan diri. Dalam segala hal, tak terkecuali masalah makanan. Ya... makanan. Namun yang saya sebut tersebut termasuk sulit untuk diadaptasi. Lidah saya yang sudah terlanjur terbiasa dengan masakan Jogja - Jateng sulit menyesuaikan dengan variasi masakan Jawa Timur.
Kalau ada orang yang menyediakan jenis masakan Jogja-Jateng mesti saya beli. Tapi tidak selalu memberi kepuasan karena bayangan nikmatnya masakan yang saya idamkan tidak selalu saya temukan. Akhirnya saya lebih suka masak sendiri. Kebetulan saya punya kebiasaan bergaul dengan para juru masak dan pembantu yang biasanya memasak di keluarga kami. Berbekal itulah, saya sedikit banyak mendapat ilmu memasak gaya Jogja-Jateng.
Selain itu, dengan memasak sendiri, saya bisa mengontrol higienitas masakan saya. Saya termasuk sangat concern masalah kesehatan masakan. Pernah saya beli masakan khas, setelah saya bawa pulang dan dalam kondisi dingin ternyata banyak sekali kandungan lemak (gajih/gajeh) dalam masakan tersebut. Sungguh menurunkan selera makan.
Mengalami kondisi seperti itu, sejak lama saya pengin jadi penyedia masakan selera Jogja - Jateng yang higienis. Tentu banyak juga yang akan menyukai masakan saya. Terbayang punya rumah makan Selera Jogja.
No comments:
Post a Comment